Pendidikan Agama adalah bagian penting dari sebuah proses pendidikan Bangsa Indonesia telah menyepakati bahwa agama merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting bagi kehidupan individu masyarakat dan negara Agama diyakini memberikan landasan moral bagi pembentukan karakter positif bangsa Indonesia Meskipun di kalangan akademisi peran agama dalam pembentukan moral penuh perdebatan McKay 2014 tetapi agama sebagai sumber ajaran pembentuk moralitas tentu tidak dapat dielakkan Proios 2017 Pendidikan Islam saat ini masih banyak menyentuh aspek kognitif dan seakan mengabaikan aspek afektif Ada sebuah anekdot sekitar pendidikan Islam di sekolah TK belajar salat SD belajar salat SMP belajar salat lagi SMA sama belajar lagi tentang salat tapi kenapa begitu kuliah malah tidak salat Jawaban sederhana dari anekdot itu karena kurikulumnya mengulang ulang hanya menyentuh aspek kognitif dan hanya belajar ilmu tentang salat bukan hakikat salat Akibatnya hanya menganggap salat sebagai kewajiban bukan kebutuhan Afeksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang merupakan kemampuan merasakan apa yang dipelajari di dalam kelas kemudian direfleksikan dalam kehidupan sehari hari Akibat dari kurangnya refleksi ini kita melihat murid tidak merasakan apa yang mereka pelajari di dalam kelas sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupannya Melalui penelitian di lembaga pendidikan formal penulis mengemukakan format atau model internalisasi nilai nilai agama untuk membentuk kepribadian bagi peserta didik Apa dan bagaimana gagasan tersebut dapat dibaca dalam buku ini Pendidikan Agama adalah bagian penting dari sebuah proses pendidikan. Bangsa Indonesia telah menyepakati bahwa agama merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting bagi kehidupan individu, masyarakat dan negara. Agama diyakini memberikan landasan moral bagi pembentukan karakter positif bangsa Indonesia. Meskipun di kalangan akademisi peran agama dalam pembentukan moral penuh perdebatan ...(McKay 2014), tetapi agama sebagai sumber ajaran pembentuk moralitas tentu tidak dapat dielakkan (Proios 2017). Pendidikan Islam saat ini masih banyak menyentuh aspek kognitif dan seakan mengabaikan aspek afektif. Ada sebuah anekdot sekitar pendidikan Islam di sekolah: TK belajar salat, SD belajar salat, SMP belajar salat lagi, SMA sama belajar lagi tentang salat, tapi kenapa begitu kuliah malah tidak salat? Jawaban sederhana dari anekdot itu karena kurikulumnya mengulang-ulang, hanya menyentuh aspek kognitif, dan hanya belajar ilmu tentang salat, bukan hakikat salat. Akibatnya, hanya menganggap salat sebagai kewajiban, bukan kebutuhan. Afeksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang merupakan kemampuan merasakan apa yang dipelajari di dalam kelas, kemudian direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Akibat dari kurangnya refleksi ini, kita melihat murid tidak merasakan apa yang mereka pelajari di dalam kelas sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupannya. Melalui penelitian di lembaga pendidikan formal, penulis mengemukakan format atau model internalisasi nilai-nilai agama untuk membentuk kepribadian bagi peserta didik. Apa dan bagaimana gagasan tersebut dapat dibaca dalam buku ini.