Buku yang sampai ke tangan pembaca ini merupakan buah riset pemikiran dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan selama rentang waktu yang lama baik penelitian yang dilakukan dalam rentang tugas akhir perkuliahan yang dilakukan oleh penulis sendiri maupun oleh mahasiswa bimbingan penulis Oleh karena itu dapat dikatakan buku ini berkembang dalam proses panjang ikhtiar bersama Penulisan buku ini didasari pada keinginan penulis untuk menambah khazanah perbendaharaan keilmuan bimbingan dan konseling khususnya dalam perspektif indigenous etnik Banjar Penulis melakukan sejumlah kajian literatur terhadap sejumlah literatur memang belum ada literatur yang secara khusus membangun rekontruksi karakteristik Manusia Banjar dalam pelayanan bimbingan dan konseling Ditekankannya pada konseli yang berada di sekolah menengah adalah untuk menekankan narasi mentalitas dan etos masyarakat yang membentuk karakter konseli sebagai peserta didik di sekolah Remaja sebagai peserta didik sekaligus sebagai konseli mungkin telah banyak dikaji tetapi remaja sebagai personifikasi produk lingkungan etos budaya dengan karakter etnik Banjar mungkin belum menjadi telaah utama pada lingkup bimbingan dan konseling Pada lingkup kajian berbeda khususnya bidang sosiologi maupun antropologi dengan setting pendidikan dan keluarga mungkin telah ada kajian sejenis “Buku yang sampai ke tangan pembaca ini merupakan buah riset, pemikiran, dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan selama rentang waktu yang lama, baik penelitian yang dilakukan dalam rentang tugas akhir perkuliahan yang dilakukan oleh penulis sendiri maupun oleh mahasiswa bimbingan penulis. Oleh karena itu, dapat dikatakan buku ini berkembang dalam ...proses panjang ikhtiar bersama. Penulisan buku ini didasari pada keinginan penulis untuk menambah khazanah perbendaharaan keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya dalam perspektif indigenous etnik Banjar. Penulis melakukan sejumlah kajian literatur terhadap sejumlah literatur memang belum ada literatur yang secara khusus membangun rekontruksi karakteristik ‘Manusia Banjar’ dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Ditekankannya pada konseli yang berada di sekolah menengah adalah untuk menekankan narasi mentalitas dan etos masyarakat yang membentuk karakter konseli sebagai peserta didik di sekolah. Remaja sebagai peserta didik sekaligus sebagai konseli mungkin telah banyak dikaji, tetapi remaja sebagai personifikasi produk lingkungan etos budaya dengan karakter etnik Banjar mungkin belum menjadi telaah utama pada lingkup bimbingan dan konseling. Pada lingkup kajian berbeda, khususnya bidang sosiologi maupun antropologi dengan setting pendidikan dan keluarga mungkin telah ada kajian sejenis.”