Ginseng Korea P ginseng Meyer telah sangat populer dan dihargai sehingga menjadi komoditas global bersama dengan Ginseng Amerika P quinquefolius dan Ginseng Cina P notoginseng Ginseng yang dikultivasi di lahan biasanya dipanen antara usia 4 dan 6 tahun Akar yang lebih muda dari usia ini disebut belum dewasa biasanya karena kandungan senyawa aktif yang belum cukup terakumulasi Tanaman ini telah banyak digunakan sebagai makanan kesehatan dan obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu Untuk memenuhi kebutuhannya sebagai obat tradisional terjadi peningkatan jumlah permintaan yang sedikit banyak dapat mempengaruhi upaya pengembangan kultivar ginseng baru atau upaya peningkatan produktivitas hasil panen ginseng Secara alami ginseng tumbuh di daerah subtropis yang memiliki 4 musim per tahun musim panas musim gugur musim dingin dan musim semi Karena merupakan tanaman tahunan ginseng akan mengalami cekaman rutin setiap pergantian musim dan masa masa yang ekstrem sepanjang musim Selama kurun waktu kultivasinya selama itu pulalah tanaman ginseng mengalami berbagai cekaman baik biotik maupun abiotik yang menyebabkan penurunan drastis pada kualitas dan kuantitas yield hasil panennya Sekarang penelitian yang bersifat molekuler telah berkembang untuk memeriksa interaksi antara cekaman abiotik dan biotik dengan tanaman salah satunya melalui ekspresi gen gen pengkode enzim antioksidan yang meningkat seiring dengan bertambahnya spesies oksigen reaktif Reactive Oxygen Species ROS Pada monograf ini akan diulas hasil karakterisasi gen pengkode enzim antioksidan glutathione peroksidase GPX and askorbat peroksidase APX dari Panax ginseng Ginseng Korea (P. ginseng Meyer) telah sangat populer dan dihargai sehingga menjadi komoditas global, bersama dengan Ginseng Amerika (P. quinquefolius) dan Ginseng Cina (P. notoginseng). Ginseng yang dikultivasi di lahan biasanya dipanen antara usia 4 dan 6 tahun. Akar yang lebih muda dari usia ini disebut belum dewasa, biasanya karena kandungan ...senyawa aktif yang belum cukup terakumulasi. Tanaman ini telah banyak digunakan sebagai makanan kesehatan dan obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu. Untuk memenuhi kebutuhannya sebagai obat tradisional, terjadi peningkatan jumlah permintaan, yang sedikit banyak dapat mempengaruhi upaya pengembangan kultivar ginseng baru atau upaya peningkatan produktivitas hasil panen ginseng. Secara alami, ginseng tumbuh di daerah subtropis yang memiliki 4 musim per tahun, musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Karena merupakan tanaman tahunan, ginseng akan mengalami cekaman rutin setiap pergantian musim dan masa-masa yang ekstrem sepanjang musim. Selama kurun waktu kultivasinya, selama itu pulalah tanaman ginseng mengalami berbagai cekaman baik biotik maupun abiotik, yang menyebabkan penurunan drastis pada kualitas dan kuantitas yield hasil panennya. Sekarang, penelitian yang bersifat molekuler telah berkembang untuk memeriksa interaksi antara cekaman abiotik dan biotik dengan tanaman, salah satunya melalui ekspresi gen-gen pengkode enzim antioksidan yang meningkat seiring dengan bertambahnya spesies oksigen reaktif (Reactive Oxygen Species/ ROS). Pada monograf ini akan diulas hasil karakterisasi gen pengkode enzim antioksidan glutathione peroksidase (GPX) and askorbat peroksidase (APX) dari Panax ginseng.