neo fundamentalisme Islam Apabila dalam sejarah gerakan keislaman di Timur Tengah di mana diantara berbagai gerakan keislaman telah mengalami fragmentasi yang disebabkan oleh perbedaan doktrin dan strategi gerakan masing masing kelompok di Indonesia berbagai gerakan tersebut terlihat bersatu padu dalam misi pembaharuan dan kebangkitan Islam yang di dalamnya tidak bisa dipisahkan dari semangat untuk menciptakan identitas baru gerakan Islam politik the new identity of Islamic political movement Dalam sejarah gerakan keislaman Timur Tengah antara Hizbut Tahrir dengan Ikhwanul Muslimin tidak ketemu karena perbedaan manhaj berpikir Gerakan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir sebenarnya berasal dari sumber doktrin yang sama yaitu ingin mendirikan sebuah pemerintahan Islam Kedua gerakan tersebut juga memiliki jalur atau Sanad dari ideolog yang sama di mana kedua ideologi tersebut dikonsep dari serangkaian diskusi antara Hasan Al Banna dengan Taqiyuddin An Nabhani yang keduanya merupakan teman dekat ketika Hasan Al Banna dan An Nabhani keduanya sama sama mendirikan Ikhwanul Muslimin Perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dengan Hizbut Tahrir terletak pada prinsip mengenai respon penerimaannya terhadap demokrasi Bagi Hizbut Tahrir menerima demokrasi tidak dibenarkan karena dianggap mengakui konsep ideologi Barat yang dianggap keluar dari ajaran Islam Sedangkan Ikhwanul Muslimin walaupun oleh sebagian kelompok sarjana dianggap kosong dari ruh demokrasi yang sebenarnya namun Ikhwanul Muslimin berusaha untuk beradaptasi dengan demokrasi Kemudian gerakan Salafi yang di dalamnya juga terpecah kepada puritanisme haraki dan jihadis juga tidak ketemu dengan gerakan Ikhwanul Muslimin Hizbut Tahrir dan Jamaah Tabligh Akan tetapi di Indonesia seluruh gerakan keislaman tersebut dapat ketemu dan membentuk gerakan bersama dalam misi kebangkitan Islam yang mana kebersamaan tersebut bisa mengarah pada munculnya bentuk baru gerakan Salafisme Indonesia xneo-fundamentalisme Islam. Apabila dalam sejarah gerakan keislaman di Timur Tengah, di mana diantara berbagai gerakan keislaman telah mengalami fragmentasi yang disebabkan oleh perbedaan doktrin dan strategi gerakan masing-masing kelompok, di Indonesia berbagai gerakan tersebut terlihat bersatu padu dalam misi pembaharuan dan kebangkitan Islam yang di dalamnya tidak bisa dipisahkan dari semangat ...untuk menciptakan identitas baru gerakan Islam politik (the new identity of Islamic political movement). Dalam sejarah gerakan keislaman Timur Tengah, antara Hizbut Tahrir dengan Ikhwanul Muslimin tidak ketemu karena perbedaan manhaj berpikir. Gerakan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir sebenarnya berasal dari sumber doktrin yang sama, yaitu ingin mendirikan sebuah pemerintahan Islam. Kedua gerakan tersebut juga memiliki jalur atau Sanad dari ideolog yang sama, di mana kedua ideologi tersebut dikonsep dari serangkaian diskusi antara Hasan Al-Banna dengan Taqiyuddin An-Nabhani yang keduanya merupakan teman dekat, ketika Hasan Al-Banna dan An-Nabhani, keduanya sama-sama mendirikan Ikhwanul Muslimin. Perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dengan Hizbut Tahrir terletak pada prinsip mengenai respon penerimaannya terhadap demokrasi. Bagi Hizbut Tahrir, menerima demokrasi tidak dibenarkan karena dianggap mengakui konsep ideologi Barat yang dianggap keluar dari ajaran Islam. Sedangkan Ikhwanul Muslimin, walaupun oleh sebagian kelompok sarjana dianggap kosong dari ruh demokrasi yang sebenarnya, namun, Ikhwanul Muslimin berusaha untuk beradaptasi dengan demokrasi. Kemudian gerakan Salafi yang di dalamnya juga terpecah kepada puritanisme, haraki, dan jihadis, juga tidak ketemu dengan gerakan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Jamaah Tabligh. Akan tetapi, di Indonesia seluruh gerakan keislaman tersebut dapat ketemu dan membentuk gerakan bersama dalam misi kebangkitan Islam, yang mana kebersamaan tersebut bisa mengarah pada munculnya bentuk baru gerakan Salafisme Indonesia. x