Respon dan refleksi para penulis buku ini sangat tampak setelah mengkaji relasi dinamika masyarakat dan media sosial dewasa ini Media sosial telah banyak mempengaruhi perilaku kehidupan keseharian manusia termasuk aspek keberagamaannya Pengaruh tersebut dapat menjadi positif dan demikian pula menjadi negatif Misalnya orang dapat dengan mudahnya mendapatkan kajian agama di media sosial yang bahkan lebih menarik daripada ceramah agama di masjid Akan tetapi di sisi lain melalui media sosial pula kelompok radikal dan teroris menjadi sangat mudah mengkampanyekan ideologi mereka yang keras dan kaku Bahkan pengetahuan dan pengalaman beragama pengguna media sosial berkembang sampai pada batas batas yang menyentuh terbentuknya identitas sosial baru dengan latar agama Misalnya munculnya identitas muslim kaffah yang kemudian diperhadapkan dengan identitas keindonesiaan yang memancing posisi kita mereka yang tentu saja berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI ini Di dunia pendidikan media sosial dapat menjadi media pembelajaran yang efektif tetapi juga sebaliknya dapat dimanfaatkan oleh lembaga lembaga pendidikan untuk mempromosikan keunggulan lembaga pendidikannya yang sebenarnya tidak ada Ironisnya lagi orang tidak melakukan cek dan ricek tentang jualan lembaga pendidikan tersebut Masalah yang juga menonjol di dunia pendidikan adalah munculnya cyberbullying Anak anak dan remaja bukan hanya menjadi korban bahkan juga sebagai pelaku Suasana online di media sosial mempunyai ciri khas yang tidak sama dengan dunia sehari hari Pengguna bisa sangat mudah keluar masuk dalam sebuah perbincangan identitas bisa tidak dikenal respon dapat ditunda informasi bisa masuk ke akun seseorang tanpa diminta dan lain lain Oleh karena itu isu tertentu di media sosial akan bisa segera viral dan memunculkan tanggapan berbeda Pro dan kontra tidak dapat dihindari Begitu pula ujaran kasar kata kata menghina sangat mudah muncul dan kesantunan berbahasa menjadi hilang sama sekali Sentimen agama kebencian dan ketersinggungan menjadi sangat mudah ditemukan di media sosial Pada saat seperti ini tampak tidak ada keinginan pengguna media sosial untuk menelusuri informasi yang yang lebih mendalam tentang kebenaran informasi yang disebarluaskan itu Ajaran agama tentang tabayyun untuk mengklarifikasi berita atau infomasi menjadi diabaikan Isu isu hubungan masyarakat dan media sosial tersebut dikaji lebih mendalam oleh para penulis artikel buku ini Buku ini hadir sebagai bagian dari usaha memetakan dinamika masyarakat dengan maraknya penggunaan internet yang tidak dapat dibendung namun seharusnya dapat dikelola dengan baik Respon dan refleksi para penulis buku ini sangat tampak setelah mengkaji relasi dinamika masyarakat dan media sosial dewasa ini. Media sosial telah banyak mempengaruhi perilaku kehidupan keseharian manusia, termasuk aspek keberagamaannya. Pengaruh tersebut dapat menjadi positif dan demikian pula menjadi negatif. Misalnya, orang dapat dengan mudahnya mendapatkan kajian agama di media ...sosial yang bahkan lebih menarik daripada ceramah agama di masjid. Akan tetapi di sisi lain, melalui media sosial pula, kelompok radikal dan teroris menjadi sangat mudah mengkampanyekan ideologi mereka yang keras dan kaku. Bahkan, pengetahuan dan pengalaman beragama pengguna media sosial berkembang sampai pada batas-batas yang menyentuh terbentuknya identitas sosial baru dengan latar agama. Misalnya, munculnya identitas muslim kaffah yang kemudian diperhadapkan dengan identitas keindonesiaan yang memancing posisi kita-mereka yang tentu saja berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini . Di dunia pendidikan, media sosial dapat menjadi media pembelajaran yang efektif, tetapi juga sebaliknya dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk mempromosikan keunggulan lembaga pendidikannya yang sebenarnya tidak ada. Ironisnya lagi, orang tidak melakukan cek dan ricek tentang “jualan” lembaga pendidikan tersebut. Masalah yang juga menonjol di dunia pendidikan adalah munculnya cyberbullying. Anak-anak dan remaja bukan hanya menjadi korban, bahkan juga sebagai pelaku. Suasana online di media sosial mempunyai ciri khas yang tidak sama dengan dunia sehari-hari. Pengguna bisa sangat mudah keluar masuk dalam sebuah perbincangan, identitas bisa tidak dikenal, respon dapat ditunda, informasi bisa masuk ke akun seseorang tanpa diminta, dan lain-lain. Oleh karena itu, isu tertentu di media sosial akan bisa segera viral dan memunculkan tanggapan berbeda. Pro dan kontra tidak dapat dihindari. Begitu pula, ujaran kasar, kata-kata menghina sangat mudah muncul, dan kesantunan berbahasa menjadi hilang sama sekali. Sentimen agama, kebencian dan ketersinggungan menjadi sangat mudah ditemukan di media sosial. Pada saat seperti ini, tampak tidak ada keinginan pengguna media sosial untuk menelusuri informasi yang yang lebih mendalam tentang kebenaran informasi yang disebarluaskan itu. Ajaran agama tentang tabayyun untuk mengklarifikasi berita atau infomasi, menjadi diabaikan. Isu-isu hubungan masyarakat dan media sosial tersebut dikaji lebih mendalam oleh para penulis artikel buku ini. Buku ini hadir sebagai bagian dari usaha memetakan dinamika masyarakat dengan maraknya penggunaan internet yang tidak dapat dibendung, namun seharusnya dapat dikelola dengan baik.