Masjid menjadi sarana ibadah vertikal horizontal yang suci dan istimewa karena disebut sebanyak 28 kali dalam Al Our an 22 kali dalam bentuk tunggal dan 6 kali dalam bentuk jamak Berakar dari kata sajada masjid memberikan ketenangan secara batiniah melalui sujud di tempat yang memiliki resonansi positif untuk merasa dekat dengan Nya Dalam konteks syiar masjid menjadi pusat kegiatan keislaman yang bergerak secara kolektif untuk memakmurkan masjid sekaligus mendakwahkan Islam kepada masyarakat Mewujudkan masjid yang hidup dalam hablumminallah hablumminannas perlu manajamen yang solid secara fisik idarah binail madiy dan nonfisik idarah binail ruhiy Manajemen masjid tidak hanya bicara tentang tata kelola sarana tetapi juga sumber daya manusia yang memliki komitmen untuk bersama sama memakmurkan masjid Solidaritas pengurus dan masyarakat kemudian akan membentuk masjid yang tanggap dengan berbagai permasalahan sosial dari ekonomi pendidikan politik hingga kesehatan Buku ini dikaji dengan membedah konsep masjid dalam perspektif manajemen dan demokrasi Nuansa Islam yang berpadu dengan demokrasi memberikan sentuhan manis pada pemberdayaan masjid yang mendukung nilai nilai Pancasila Jumlah rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim itu hampir tidak mungkin alergi terhadap masjid sehingga memberdayakan peran menjadi sinergitas yang demokratif sebagai hamba untuk merealisasikan takwa kepada Nya sekaligus menjadi masyarakat yang bermartabat dengan mengilhami nilai nilai Pancasila Indonesia Masjid menjadi sarana ibadah vertikal-horizontal yang suci dan istimewa karena disebut sebanyak 28 kali dalam Al-Our'an, 22 kali dalam bentuk tunggal dan 6 kali dalam bentuk jamak. Berakar dari kata “sajada", masjid memberikan ketenangan secara batiniah melalui sujud di tempat yang memiliki resonansi positif untuk merasa dekat dengan-Nya. Dalam konteks syiar, masjid menjadi pusat kegiatan keislaman ...yang bergerak secara kolektif untuk memakmurkan masjid sekaligus mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Mewujudkan masjid yang hidup dalam hablumminallah & hablumminannas, perlu manajamen yang solid secara fisik (idarah binail madiy) dan nonfisik (idarah binail ruhiy). Manajemen masjid tidak hanya bicara tentang tata kelola sarana, tetapi juga sumber daya manusia yang memliki komitmen untuk bersama-sama memakmurkan masjid. Solidaritas pengurus dan masyarakat kemudian akan membentuk masjid yang tanggap dengan berbagai permasalahan sosial dari ekonomi, pendidikan, politik, hingga kesehatan. Buku ini dikaji dengan membedah konsep masjid dalam perspektif manajemen dan demokrasi. Nuansa Islam yang berpadu dengan demokrasi memberikan sentuhan manis pada pemberdayaan masjid yang mendukung nilai-nilai Pancasila. Jumlah rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim itu hampir tidak mungkin alergi terhadap masjid sehingga memberdayakan peran menjadi sinergitas yang demokratif sebagai hamba untuk merealisasikan takwa kepada-Nya sekaligus menjadi masyarakat yang bermartabat dengan mengilhami nilai-nilai Pancasila Indonesia.