Konsep kepemimpinan pada hakikatnya bersifat menyeluruh menyentuh berbagai aspek kehidupan Konsep kepemimpinan juga merupakan konsekuensi logis dari kehidupan peradaban manusia baik peradaban pra modern maupun modern Mulai dari konteks keagamaan hingga sosial politik pasti menyentuh permasalahan kepemimpinan sehingga jelas bahwa kepemimpinan merupakan hal esensial yang sejatinya patut dikaji dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan Kajian kepemimpinan bersifat fleksibel artinya tidak kaku dan tidak ajeg tanpa bisa diganggu gugat Konsep kepemimpinan sejatinya mampu berkembang seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman Hal ini bisa dilihat dari bagaimana kepemimpinan teokrasi dan monarkis pada masa prarenaissance berubah pada periode selanjutnya menjadi diktator proletariat Uni Soviet serta kepemimpinan Fasis Italia dan Jerman hingga akhirnya kepemimpinan demokratis dewasa ini menjadi primadona yang belum tergantikan oleh konsep baru Walaupun kepemimpinan demokratis dewasa ini didaulat sebagai konsep yang paling diterima di berbagai belahan dunia namun hal tersebut bukan berarti menutup kemungkinan hadirnya konsep kepemimpinan baru yang kelak menggantikan konsep kepemimpinan demokratis Namun perlu digarisbawahi lahirnya konsep kepemimpinan Diktator proletariat bukan berarti muncul sebagai solusi dari mandeknya kepemimpinan monarkis sebelumnya begitu pula adanya kepemimpinan demokratis bukan berarti secara mutlak mengharamkan sistem kepemimpinan monarki dan totaliter Kesemuanya dalam konteks tertentu memang saling menggantikan di situasi tertentu seperti halnya revolusi oktober di Uni Soviet ataupun Revolusi Prancis Namun pergantian tersebut tidak bisa dipukul rata dan menjadi contoh secara universal dalam artian semua wajib mengikuti mengingat di belahan bumi bagian utara dan eropa masih ada Negara negara yang sukses dengan sistem kepemimpinan monarki Sistem kepemimpinan juga perlu menyesuaikan dengan budaya dan historis dari suatu bangsa Artinya jelas bahwa konsep kepemimpinan bersifat fleksibel seiring dengan kebutuhan zaman dan peradaban serta wajib disesuaikan dengan kearifan suatu daerah jika hendak menghadirkan sistem pemerintahan yang saling menguntungkan Konsep kepemimpinan pada hakikatnya bersifat menyeluruh, menyentuh berbagai aspek kehidupan. Konsep kepemimpinan juga merupakan konsekuensi logis dari kehidupan peradaban manusia baik peradaban pra-modern maupun modern. Mulai dari konteks keagamaan hingga sosial politik, pasti menyentuh permasalahan kepemimpinan, sehingga jelas bahwa kepemimpinan merupakan hal esensial yang sejatinya patut dikaji dalam berbagai disiplin ilmu ...pengetahuan. Kajian kepemimpinan bersifat fleksibel, artinya tidak kaku dan tidak ajeg tanpa bisa diganggu gugat. Konsep kepemimpinan sejatinya mampu berkembang seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana kepemimpinan teokrasi dan monarkis pada masa prarenaissance , berubah pada periode selanjutnya menjadi diktator proletariat (Uni Soviet) serta kepemimpinan Fasis (Italia dan Jerman) hingga akhirnya kepemimpinan demokratis dewasa ini menjadi primadona yang belum tergantikan oleh konsep baru. Walaupun kepemimpinan demokratis dewasa ini didaulat sebagai konsep yang paling diterima di berbagai belahan dunia, namun hal tersebut bukan berarti menutup kemungkinan hadirnya konsep kepemimpinan baru yang kelak menggantikan konsep kepemimpinan demokratis. Namun perlu digarisbawahi, lahirnya konsep kepemimpinan Diktator proletariat bukan berarti muncul sebagai solusi dari mandeknya kepemimpinan monarkis sebelumnya, begitu pula adanya kepemimpinan demokratis bukan berarti secara mutlak mengharamkan sistem kepemimpinan monarki dan totaliter. Kesemuanya dalam konteks tertentu memang saling menggantikan di situasi tertentu seperti halnya revolusi oktober di Uni Soviet ataupun Revolusi Prancis. Namun pergantian tersebut tidak bisa dipukul rata dan menjadi contoh secara universal dalam artian semua wajib mengikuti, mengingat di belahan bumi bagian utara dan eropa, masih ada Negara-negara yang sukses dengan sistem kepemimpinan monarki. Sistem kepemimpinan juga perlu menyesuaikan dengan budaya dan historis dari suatu bangsa. Artinya, jelas, bahwa konsep kepemimpinan bersifat fleksibel, seiring dengan kebutuhan zaman dan peradaban, serta wajib disesuaikan dengan kearifan suatu daerah jika hendak menghadirkan sistem pemerintahan yang saling menguntungkan.