Bicara soal korupsi di negeri ini rasanya tidak akan pernah ada kata akhir Seperti lagu gugur bunga gugur satu tumbuh seribu Ya koruptor di bumi Indonesia yang kaya ini selalu tumbuh dan tidak mengenal ruang dan waktu Dia terus berevolusi dan bermetamorfosis seiring kemajuan peradaban Inilah sejatinya persoalan terbesar bangsa kita yang tidak pernah tuntas Karena memang tidak ada yang tidak bisa dikorupsi di negeri ini Semuanya serba biasa dimanipulasi diakali dan dijahati Di mana ada kesempatan di situ ada peluang melakukan tindak kejahatan korupsi Fakta yang kita lihat dari tahun ke tahun kejahatan korupsi tumbuh bak jamur di musim hujan Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah kaidah umum yang berlaku di masyarakat sehingga layak disebut sebagai penyakit masyarakat Secara gamblang fakta telah membeberkan kepada kita peran kaum cendekia dan terpandang dalam berbagai kejahatan korupsi kelas premium atau kejahatan kerah putih white collar crime yang terjadi di negeri ini Makin canggih pula polanya kejahatan model seperti ini tidak sembarang orang yang bisa melakukannya Soalnya itu biasa dilakukan oleh kaum cerdik pandai alias intelektual dan terpandang Salah satunya kasus Bank Century yang melibatkan sejumlah cendekia dan tokoh terpandang Itu sebabnya kalau boleh kita tafsirkan KPK seakan mengalami kesulitan mengurai kasus Bank Century Buku ini mengulas tentang seluk beluk dan fenomena korupsi peran mahasiswa serta pemahaman kita yang selama ini identik dengan istilah budaya yang sudah semestinya diganti dengan istilah penyakit Diharapkan dengan istilah baru ini pemberantasan tentang korupsi dapat memberi solusi yang terbaik dalam cara dan upaya dapat berjalan dengan baik Pendekatan epidemiologi layak untuk dipergunakan dalam pengendalian penyakit korupsi ini Melalui pendekatan epidemiologi akan dapat dipetakan penyakit korupsi Seperti dalam seni perang terdapat ungkapan untuk memenangi peperangan harus mengenal lawan dan mengenali diri sendiri Untuk itu masyarakat harus mengetahui apa itu korupsi dan megetahui perannya Bicara soal korupsi di negeri ini, rasanya tidak akan pernah ada kata akhir. Seperti lagu gugur bunga: “gugur satu tumbuh seribu” Ya, koruptor di bumi Indonesia yang kaya ini selalu tumbuh dan tidak mengenal ruang dan waktu. Dia terus berevolusi dan bermetamorfosis seiring kemajuan peradaban. Inilah sejatinya persoalan terbesar bangsa kita ...yang tidak pernah tuntas. Karena memang, tidak ada yang tidak bisa dikorupsi di negeri ini? Semuanya serba biasa dimanipulasi, diakali, dan dijahati. Di mana ada kesempatan di situ ada peluang melakukan tindak kejahatan korupsi. Fakta yang kita lihat, dari tahun ke tahun kejahatan korupsi tumbuh bak jamur di musim hujan. Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku di masyarakat, sehingga layak disebut sebagai penyakit masyarakat. Secara gamblang fakta telah membeberkan kepada kita peran kaum cendekia dan terpandang dalam berbagai kejahatan korupsi kelas premium atau kejahatan kerah putih ( white collar crime ) yang terjadi di negeri ini. Makin canggih pula polanya. kejahatan model seperti ini tidak sembarang orang yang bisa melakukannya. Soalnya, itu biasa dilakukan oleh kaum cerdik pandai alias intelektual, dan terpandang. Salah satunya, kasus Bank Century yang melibatkan sejumlah cendekia dan tokoh terpandang. Itu sebabnya, kalau boleh kita tafsirkan KPK seakan mengalami kesulitan mengurai kasus Bank Century. Buku ini, mengulas tentang seluk beluk dan fenomena korupsi, peran mahasiswa serta pemahaman kita yang selama ini identik dengan istilah “budaya” yang sudah semestinya diganti dengan istilah “penyakit”. Diharapkan dengan istilah baru ini, pemberantasan tentang korupsi dapat memberi solusi yang terbaik dalam cara dan upaya dapat berjalan dengan baik. Pendekatan epidemiologi layak untuk dipergunakan dalam pengendalian penyakit korupsi ini. Melalui pendekatan epidemiologi akan dapat dipetakan penyakit korupsi. Seperti dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, masyarakat harus mengetahui apa itu korupsi dan megetahui perannya.