Kemiripan yang terjadi pada suatu karya sastra tidak dapat disebut sebagai plagiat jika masih menjaga batas batas keasliannya Itu masih bisa disebut sebagai kreativitas pengarang Apalagi dalam teori sastra sudah jelas dinyatakan bahwa suatu teks tidak ada yang berdiri sendiri dan kemiripan yang terjadi bagian dari teori intertekstual Karya sastra seperti novel yang dikaji dengan intertekstual dilakukan melalui pengkajian secara struktural Tidak hanya itu unsur lainnya yang dimiliki sebuah karya seperti nilai agama dan budaya juga bisa diungkapkan secara intertekstual Tentunya semua itu harus berdasarkan kemiripan yang terdapat pada karya yang dikaji Muara dari kajian intertekstual adalah mengetahui hubungan hipogram dan transformasi Hubungan tersebut dapat berupa transformasi meneruskan hipogram atau menyimpangi Hubungan ini akan lebih kompleks dengan mengkaji karya itu secara objektif dan ekspresif Kemiripan yang terjadi pada suatu karya sastra tidak dapat disebut sebagai plagiat jika masih menjaga batas-batas keasliannya. Itu masih bisa disebut sebagai kreativitas pengarang. Apalagi dalam teori sastra sudah jelas dinyatakan bahwa suatu teks tidak ada yang berdiri sendiri dan kemiripan yang terjadi bagian dari teori intertekstual. Karya sastra seperti novel yang ...dikaji dengan intertekstual dilakukan melalui pengkajian secara struktural. Tidak hanya itu, unsur lainnya yang dimiliki sebuah karya seperti nilai agama dan budaya juga bisa diungkapkan secara intertekstual. Tentunya semua itu harus berdasarkan kemiripan yang terdapat pada karya yang dikaji. Muara dari kajian intertekstual adalah mengetahui hubungan hipogram dan transformasi. Hubungan tersebut dapat berupa transformasi meneruskan hipogram atau menyimpangi. Hubungan ini akan lebih kompleks dengan mengkaji karya itu secara objektif dan ekspresif.