BAB I Metode Berfikir Manhaj Fikrah Islam Nusantara 1 Pengantar Dalam perjalanan sejarah umat Islam di Indonesia senantiasa mengalami berbagai corak interaksi antara Islam dengan dunia di sekitarnya Interaksi itu bisa berupa ketegangan pergulatan dialog rekonsiliasi dan adaptasi Sejak awal perkembangannya di Nusantara Islam telah berhadapan dengan situasi sosio politik dan kultural yang berbeda dengan situasi Jazirah Arab dari mana Islam berasal Kondisi itu bisa berupa agama setempat Hindu Budha dan agama lokal budaya setempat pada umumnya budaya agraris struktur sosial setempat dan sistem politik setempat sistem kekuasaan kesukuan maupun kerajaan Selain itu interaksi dengan peradaban Barat yang diawali oleh kolonialisme juga memaksa umat Islam berjumpa dan bernegosiasi dengan gagasan sistem dan struktur yang datang dari Barat seperti modernisme sekulerisme kapitalisme sosialisme dan demokrasi Pengalaman berinteraksi ini telah melahirkan sebuah corak khas Islam Indonesia yang tidak hanya berbeda dengan Islam di Arab atau Timur Tengah tetapi juga berbeda dengan Islam di belahan dunia yang lain Islam Nusantara dikenal sebagai Islam yang luwes tidak kaku adaptif dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi serta cakap dan arif dalam merespon perkembangan zaman Selain itu Islam Nusantara dikenal sebagai Islam yang toleran Islam damai peaceful Islam Islam ramah smile Islam dan Islam yang membudaya 1BAB I Metode Berfikir (Manhaj Fikrah) Islam Nusantara 1. Pengantar Dalam perjalanan sejarah, umat Islam di Indonesia senantiasa mengalami berbagai corak interaksi antara Islam dengan dunia di sekitarnya. Interaksi itu bisa berupa ketegangan, pergulatan, dialog, rekonsiliasi dan adaptasi. Sejak awal perkembangannya di Nusantara, Islam telah berhadapan dengan situasi sosio politik dan ...kultural yang berbeda dengan situasi Jazirah Arab dari mana Islam berasal. Kondisi itu bisa berupa agama setempat (Hindu, Budha dan agama lokal), budaya setempat (pada umumnya budaya agraris), struktur sosial setempat, dan sistem politik setempat (sistem kekuasaan kesukuan maupun kerajaan). Selain itu, interaksi dengan peradaban Barat yang diawali oleh kolonialisme juga memaksa umat Islam berjumpa dan bernegosiasi dengan gagasan, sistem dan struktur yang datang dari Barat seperti modernisme, sekulerisme, kapitalisme, sosialisme dan demokrasi. Pengalaman berinteraksi ini telah melahirkan sebuah corak khas Islam Indonesia yang tidak hanya berbeda dengan Islam di Arab atau Timur Tengah, tetapi juga berbeda dengan Islam di belahan dunia yang lain. Islam Nusantara dikenal sebagai Islam yang luwes, tidak kaku, adaptif dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi, serta cakap dan arif dalam merespon perkembangan zaman. Selain itu Islam Nusantara dikenal sebagai Islam yang toleran, Islam damai (peaceful Islam), Islam ramah (smile Islam), dan Islam yang membudaya. 1