Dua entitas bahasa dan sastra Indonesia bukanlah merupakan dualitas Akan tetapi merupakan satu kesatuan jalinan terkait yang tidak terpisahkan Ini analog dengan penyakit kulit dan kelamin yang juga tidak dapat dipisahkan Untuk mempelajari bahasa apa pun secara ideal sebaiknya memang harus sampai pada mempelajari sastranya Demikian sebaliknya mempelajari sastra tidaklah mungkin tanpa menguasai wahana sastra itu sendiri yakni bahasanya Seorang pengarang yang baik tentunya juga mestinya adalah seorang yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik Dengan demikian bagi seorang pengarang bahasa sangatlah vital karena merupakan modal utama untuk bersastra Seorang yang tidak memiliki infrastruktur berbahasa tidaklah mungkin menjadi pengarang Secara geneologis buku ini sebenarnya dirajut dari tulisan tulisan yang tercerai berai yang pernah ditulis pada berbagai forum pertemuan Sebelum menjadi buku tulisan tulisan yang terhimpun dalam buku ini pernah diseminasi dalam berbagai pertemuan ilmiah di tingkat lokal nasional dan internasional Tulisan ini kemudian dielaborasi dan dijadikan dalam satu buku agar wacana pemikiran bahasa dan sastra ini tersatukan dalam sebuah buku yang utuh Dua entitas, bahasa dan sastra Indonesia, bukanlah merupakan dualitas. Akan tetapi, merupakan satu-kesatuan jalinan terkait yang tidak terpisahkan. Ini analog dengan penyakit kulit dan kelamin, yang juga tidak dapat dipisahkan. Untuk mempelajari bahasa apa pun secara ideal, sebaiknya memang harus sampai pada mempelajari sastranya. Demikian sebaliknya, mempelajari sastra, tidaklah mungkin tanpa ...menguasai wahana sastra itu sendiri, yakni bahasanya. Seorang pengarang yang baik, tentunya juga mestinya adalah seorang yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Dengan demikian, bagi seorang pengarang, bahasa sangatlah vital karena merupakan modal utama untuk bersastra. Seorang yang tidak memiliki infrastruktur berbahasa, tidaklah mungkin menjadi pengarang. Secara geneologis, buku ini sebenarnya dirajut dari tulisan-tulisan yang tercerai-berai, yang pernah ditulis pada berbagai forum pertemuan. Sebelum menjadi buku, tulisan-tulisan yang terhimpun dalam buku ini pernah diseminasi dalam berbagai pertemuan ilmiah di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Tulisan ini kemudian dielaborasi dan dijadikan dalam satu buku agar wacana pemikiran bahasa dan sastra ini tersatukan dalam sebuah buku yang utuh.