Perang suku yang kerap terjadi di pedalaman Papua acapkali bukan kehendak mereka sendiri tetapi akibat provokasi para bandit yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi menjarah hutan dan menebangi pohon Mereka menyulut pertentangan dan mengadu domba sehingga meletus perang agar supaya mereka menjarah hutan lebih leluaasa Bukan hanya hutan para bandit itupun juga merusak kaum perempuan Dengan gaya bertututr lincah dan mengalir serta bahasa yang kadang kadang puitis pengarang menyihir kiata agar membaca buku ini sampai selesai Dengan latar belakang sosiologis antropologis seni budaya yang kental pengarang menceritakan kisah ini secara factual Hal itu wajar karena beberapa tahun pengarang bertugas di Irian Jaya dan sering berkelana sampai ke jantung pulau Cendrawasih itu Membaca buku ini kita seperti dibawa menelusuri belantara Papua yang penuh misteri Perang suku yang kerap terjadi di pedalaman Papua, acapkali bukan kehendak mereka sendiri, tetapi akibat provokasi para ‘bandit’ yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi, menjarah hutan, dan menebangi pohon. Mereka menyulut pertentangan dan mengadu domba sehingga meletus perang, agar supaya mereka menjarah hutan lebih leluaasa. Bukan hanya hutan, para ‘bandit’ itupun ...juga merusak kaum perempuan.Dengan gaya bertututr lincah dan mengalir, serta bahasa yang kadang-kadang puitis, pengarang ‘menyihir’ kiata agar membaca buku ini sampai selesai. Dengan latar belakang sosiologis, antropologis, seni budaya yang kental, pengarang menceritakan kisah ini secara factual. Hal itu wajar karena beberapa tahun pengarang bertugas di Irian Jaya dan sering berkelana sampai ke jantung pulau Cendrawasih itu. Membaca buku ini kita seperti dibawa menelusuri belantara Papua yang penuh misteri.