Buku Gastronomi Sastra ini masih tergolong langka bahkan belum pernah ada dalam percaturan dunia sastra di Indonesia Memang saya akui bahwa pengembangan gastronomi ini masih tahap awal mungkin tergolong ide gila kalau menyitir gagasan Putu Wijaya dalam berkarya Hal ini saya wujudkan setelah mencermati karya karya sastra gastronomi ternyata tidak sedikit jumlahnya Gastronomi sastra adalah perspektif pemahaman karya sastra tentang makanan kuliner Untuk memperjelas hal ihwal gastronomi sastra akan diberikan gambaran dari filsafat keilmuan gastronomi sastra mulai dari ontology epistemology dan aksiologi gastronomi sastra Filsafat keilmuan gastronomi sastra akan membahas apa dan bagaimana meneliti gastronomi sastra Tetu saja aspek kegunaan gastronomi tidak dapat dipisahkan Aspek kesejarahan asal usul ruang lingkup aliran dan paragdigma gastronomi sastra juga dijelaskan panjang lebar Penelitian gastronomi sastra membutuhkan strategi khusus Baik penelitian teks konteks maupun penelitian gastronomi sastra di lapangan membutuhkan strategi yang tepat Berbagai etika penelitian gastronomi tidak akan lepas dari aspek aspek kultural penting direnungkan Strategi itu akan membingkai metode penelitian gastronomi sastra Mulai pengajuan proposal kontekstualisasi data tahap tahap yang perlu dilakukan sampai klasifikasi data gastronomi membutuhkan perhatian khas Terlebih lagi ketika peneliti memasuki gastrokritik sastra pemahaman makna sangat diperlukan Penelitian gastrokritik sastra antara lain meliputi 1 andragogigastrokritik 2 etnogastrokritik 3 gastrokritik pragmatic dan 3 ganzheitgastrokritik sastra perlu diketahui Gastrokritik sastra ini merupakan wajah kritik sastra interdisipliner yang masih memungkinkan dikembangkan lagi Perspektif penelitian gastronomi sastra meliputi etik emik fenomenologi hermeneutic dan naturalistic juga menjadi bekal urgen bagi seorang peneliti baik tingkat pemula maupun peneliti lanjut Buku Gastronomi Sastra ini masih tergolong langka, bahkan belum pernah ada dalam percaturan dunia sastra di Indonesia. Memang saya akui bahwa pengembangan gastronomi ini masih tahap awal, mungkin tergolong ide gila, kalau menyitir gagasan Putu Wijaya dalam berkarya. Hal ini saya wujudkan setelah mencermati karya-karya sastra gastronomi ternyata tidak sedikit jumlahnya. ...Gastronomi sastra adalah perspektif pemahaman karya sastra tentang makanan (kuliner). Untuk memperjelas hal ihwal gastronomi sastra, akan diberikan gambaran dari filsafat keilmuan gastronomi sastra, mulai dari ontology, epistemology, dan aksiologi gastronomi sastra. Filsafat keilmuan gastronomi sastra akan membahas apa dan bagaimana meneliti gastronomi sastra. Tetu saja aspek kegunaan gastronomi tidak dapat dipisahkan. Aspek kesejarahan, asal-usul, ruang lingkup, aliran, dan paragdigma gastronomi sastra juga dijelaskan panjang lebar. Penelitian gastronomi sastra membutuhkan strategi khusus. Baik penelitian teks, konteks, maupun penelitian gastronomi sastra di lapangan membutuhkan strategi yang tepat. Berbagai etika penelitian gastronomi, tidak akan lepas dari aspek-aspek kultural, penting direnungkan. Strategi itu akan membingkai metode penelitian gastronomi sastra. Mulai pengajuan proposal, kontekstualisasi data, tahap-tahap yang perlu dilakukan, sampai klasifikasi data gastronomi membutuhkan perhatian khas. Terlebih lagi ketika peneliti memasuki gastrokritik sastra, pemahaman makna sangat diperlukan. Penelitian gastrokritik sastra, antara lain meliputi: (1) andragogigastrokritik, (2) etnogastrokritik, (3) gastrokritik pragmatic, dan (3) ganzheitgastrokritik sastra perlu diketahui. Gastrokritik sastra ini merupakan wajah kritik sastra interdisipliner, yang masih memungkinkan dikembangkan lagi. Perspektif penelitian gastronomi sastra meliputi etik, emik, fenomenologi, hermeneutic, dan naturalistic juga menjadi bekal urgen bagi seorang peneliti, baik tingkat pemula maupun peneliti lanjut.